Dua Daun

Jentik embun masih membekas dikedua daun
Sejuk, segar, menenangkan, itulah embun
Siapapun yang menikmatinya
Terbawa momen pagi yang bahkan akupun tak bisa berkata
Getar jemari berbalik menjadi tenang
Pagi itu aku adalah ia pencari jalan menuju rumah
Lidahnya memandang, kakinya berbicara, dan hatinya melangkah
Menuju tempat pulang yang namanya rumah
Rumah tempat damai
Berisi nada-nada serasi seperti ia dan kau
Andai kata hatinya diikuti
Rumahnya adalah ia di dalam nuraninya